World Clock

Selasa, 02 Juni 2009

Pelajaran Awal Bulan: Harfiah vs Metafora

Orang Mesir Kuno pertama kali menemukan bahwa sisi kiri otak mengatur bagian kanan tubuh sedangkan sisi kanan otak berfungsi mengatur bagian kiri tubuh kita.

Mohon maaf jika ada yang kuliahnya dari Teknik Psikologi, bukan apa-apa hanya sekedar knowledge sharing saja.

Otak (dibaca satu kali, yach!) kita terdiri dari bagian kiri dan kanan. Otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis, hitungan matematis, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika dan analisis.

Sedangkan otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreativitas, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, sosialisasi serta pengembangan kepribadian.

Singkatnya, belahan kiri otak sering dipandang sebagai sisi yang mengatur kemampuan logika, berbahasa, dan matematika, sedangkan belahan otak kanan dianggap sebagai pusat kreativitas dan daya imajinasi. Penjelasan dan penelitian mengenai perbedaan fungsi kedua sisi otak ini masih belum bisa dianggap selesai, namun ‘model dua sisi’ di atas sangat berguna untuk memahami bagaimana otak bekerja saat kita melakukan pekerjaan yang berbeda-beda.

Otak manusia sendiri berkembang pesat saat bayi lahir hingga berumur 5 tahun. Sebagian otak memang sudah terhubung untuk mengatur pergerakan tubuh, misalnya denyut jantung dan pernafasan. Sedang milyaran simpul saraf belum memiliki fungsi khusus dan belum terhubung.

Ketika dirangsang dengan mainan, simpul saraf ini langsung membentuk hubungan (masih ingat Pelajaran Biologinya ‘Otak’). Sekitar 400 trilyun simpul saraf terbentuk selama 3 tahun pertama kehidupan manusia, dan 2 tahun kemudian merupakan waktu yang efektif untuk pengembangan.

Mencermati semua itu, maka untuk mengoptimalkan perkembangan kedua belah otak kanan dan kiri, stimulasi yang diberikan harus seimbang dan justru pendidikan dan permainan yang diberikan di rumah oleh orang tua kepada anak sejak kecillah yang membuat anak memiliki IQ tinggi. Demkian dikemukanan oleh Prof. Craig Ramey, pakar psikologi yang tergabung dalam Asosiasi Psikologi Amerika.

Berkaitan dengan usaha untuk memaksimalkan kecerdasan dan kreativitas anak, PUZZLE adalah salah satu bentuk permainan yang sangat dipercaya sebagai media yang bisa membantu mengembangkan kecakapan motorik halus dan dengan koordinasi antara tangan dan mata, menata puzzle menjadi sebuah bentuk hewan, pesawat, kapal, dsb. Ketika bermain PUZZLE bersama teman atau orangtuanya, ia akan belajar berimajinasi, berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Dan ketika ia bisa membentuk benda yang diinginkan, maka semua itu akan meningkatkan rasa percaya diri si kecil, sebagai salah satu dasar untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas anak.

Kegiatan bermainan memberi anak pengalaman yang berhadapan dengan masalah-masalah dan menganggapnya sebagai tantangan yang menggairahkan. Dengan harapan kelak ketika tumbuh menjadi dewasa yang optimistis, cerdas dan kreatif dalam menghadapi kendala-kendala kehidupan. Karena apa yang dipelajari seorang anak melalui kegiatan bermain sangat potensial dalam mempengaruhi caranya bertingkah laku, termasuk memecahkan masalah, kelak di masa dewasa.

Waduh teorinya panjang amat?!.

Terus bagaimana dengan kita khususnya yang lahir di era 60’s?, apakah dulu kita pernah diajari untuk bermain PUZZLE?. Iseng ko mae (Makassaran dikit, hiks….3x)???!!

Kita test dan langsung praktek saja sekarang untuk mengetahui satu belah otak kiri atau kanan atau kedua belah otak kita yang bekerja.

Caranya mudah, perhatikan gambar di bawah ini:

  1. Jika anda melihat penari itu berputar berlawanan arah dengan jarum jam, maka belahan otak kanan anda yang bekerja, dan
  2. Jika anda melihat penari itu berputar searah dengan jarum jam maka belahan otak kiri anda yang bekerja, atau
  3. Anda bisa mengatur perputaran gerak penari itu sesuai yang diinginkan?

Dari sini terlihat dominasi penggunaan otak anda, dan kecenderungan cara berfikir anda. Bagaimanapun juga setiap manusia memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri membuat kita lebih bijak dalam mengarungi kehidupan.

Saya hanya menyampaikan dan andalah yang menyimpulkan.

Salam,

0 komentar:

My Photo Album